Friday 21 December 2012

Grimm Bersaudara: Perayaan ke-200

 Little Red Riding Hood >> Gadis Kecil Bertudung Merah

sumber gbr: http://www.slaw.ca/2012/12/20/google-doodle-little-red-riding-hood/
   Kemarin ketika membuka mesin pencari Google mata saya menangkap ilustrasi yang sangat familier yang terselip di antara huruf G O O G L E. Seorang gadis bertudung merah. Anak saya pun langsung mengenalinya pula.

Ah rupanya hari itu adalah perayaan ke-200 tahun terhadap karya pertama Grimm bersaudara yang dipublikasikan.


Ingatan saya langsung tertuju pada kisah Hansel dan Gretel. Kisah yang saya baca sejak kecil dan tertempel kuat dalam memori saya. Terutama pada adegan di rumah nenek sihir yang fantastis. Rumah yang dibuat dari roti dan permen. Seingatnya saya, dulu cerita ini dibuat dalam bentuk cergam.


Nah, saya pun penasaran ingin mencari buku dongeng saya. Ketemu! Untunglah baru saja saya merapikan koleksi buku di rumah dan memisahkan koleksi buku anak ke dalam rak tersendiri.
Lho, saya menemukan kisah  si Kerudung Merah atau Little Red Riding Hood ini di buku Kumpulan Dongeng Perrault, buku kesatu!

Dengan penuh semangat ditingkahi udara dingin pagi hari (dan hujan) saya pun mengubek-ubek Google. Ketemulah apa yang saya cari. Ternyata kisah si Kerudung Merah ini pertama kali memang ditulis oleh Perrault (Prancis), sedangkan Grimm Bersaudara menerjemahkannya dalam bahasa Jerman.

Kenapa Google tidak menampilkan ilustrasi Hansel dan Gretel saja, ya? Ah, hanya Google dan Allah Swt. yang tahu :)
 Keinginan saya untuk mengetahu siapa Grimm Bersaudara mengalahkan kemalasan. Mentradisikan rajin mencari data, kemudian saya mencari info sebanyak mungkin tentang Grimm Bersaudara. Inilah dia:

Grimm Bersaudara (bahasa Jerman: Die Brüder Grimm) merupakan kakak-beradik. Jacob Ludwig Carl Grimm (1785-1863) lahir pada 4 January 1785 dan  Wilhelm Carl Grimm (1786-1859) lahir pada 24 Februari 1786, kedua-duanya lahir di Hanau, salah satu kota di Jerman.Keduanya mengambil kuliah hukum di University of Marburg.
sumber gbr: http://www.ceritakecil.com/penulis-dan-pengarang-cerita/Brothers-Grimm-2

Mereka sangat terkenal karena menceritakan ulang kisah-kisah dan dongeng dari daratan Eropa seperti Snow White atau Putri Salju, Rapunzel, Cinderella, Hansel dan Gretel, dan banyak kisah-kisah lainnya.


Pada tahun 1808, Jacob diberi gelar 'Court Librarian to the King of Westphalia' dan tahun 1816 bekerja di perpustakaan di Kassel (salah satu kota di Jerman), tempat Wilhelm juga bekerja. Mereka tetap tinggal di sana hingga 1830, sampai mereka mendapatkan posisi yang lebih baik di 'University of Göttingen'.
Grimm bersaudara mempublikasikan volume pertama dari cerita dongeng, Tales of Chilren and the Home (Cerita tentang anak dan rumah), pada tahun 1812. Mereka mendapatkan cerita-cerita tersebut dari para petani dan penduduk kampung. Dalam kerjasama mereka berdua, Jacob melakukan lebih banyak riset dan penelitian sedangkan Wilhelm yang lebih lemah, menyusun kata-kata dan menyajikan cerita tersebut dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh anak-anak.

Mereka juga tertarik pada cerita rakyak dan literatur tua, dan antara tahun 1816 dan 1818 mereka mempublikasikan 2 volume dari legenda rakyat jerman dan juga sebuah volume dari literatur sejarah. Pada akhir tahun-tahun kehidupan mereka digunakan dengan menulis kamus bahasa Jerman yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1854 dan sampai sekarang masih dibawa oleh generasi berikutnya.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Grimm_Bersaudara;
http://oase.kompas.com/read/2012/12/21/0147118 Perayaan.Grimm.Bersaudara.Bangkitkan.Dongeng.di.Jerman?

Thursday 29 November 2012

Fun Year With Children's Literature

Menjelang tahun 2013 meniatkan diri mengikuti challenge selain challenge reading seperti biasa di Goodreads. Info lengkap tentang FYE ini ada di sini.

Sebenarnya ada beberapa alasan, sih:
1. Supaya bookshelf-ku di GR tidak hanya berisi romance (dgn segala jenisnya).
2. Memotivasi diri lebih rajin dan teratur mengisi blog, apalagi setelah kemarin dapat surat verifikasi akun adsens dari Google.
3. Banyak sekali buku anak yang sudah kubaca tapi malah tak pernah bikin review. Bahkan pernah bikin blog khusus buku anak tetapi tak pernah diisi *sungguh terlalu*

Semoga Challenge kali ini bisa aku ikuti sampai selesai! Semangaattt!
FYE dibagi dalam 5 tahap. Ini adalah daftar sementara buku yang akan kubaca. Bisa berubah sesuai mood, kesediaan buku, dan lain-lain. :)
Oya, sebenarnya setiap FMs bisa memilih tema sesuai selera kita, jadi tak harus membaca semua tema itu. Tapi karena baru semangat-semangatnya ikut, dengan berani-beraninya aku menargetkan membaca seluruh tema meskipun masing-masing 1 (satu) buku saja :).

Januari-Februari (Tahap Pertama atau FMs1):
1. Classic: The Little Prince/Railway Children
2. Bildungsroman: Cathcer in the Rye--JD Salinger
3. Award's Winner (belum nemu)
4. Special Event : Februari : Read-Along Laura Ingalls Wilder’s Books (masih nyari)

Maret-April (Tahap Kedua atau FMs2):
1. Short Stories: ?
2. Fairy Tales: Snegurochka/ The Snow Maiden (kalau ada terjemahannya)/Rapunzel/Sinbad
3. Special Event : Maret : Read-Along Enid Blyton’s Books

Mei-Agustus (Tahap Ketiga atau FMs3):
1. Series: Serial Mallory Towers (salah satu saja)
2. Trilogy:
3. Fantasy: Rembulan Ungu -- Joko Lelono
4. Adventure:
5. Special Event : Juli : Memperingati Hari Anak Nasional (tentative)

September-Oktober (Tahap Keempat atau FMs4):
1. Mysteri: Hunger Games
2. Classic: To Kill a Mocking Bird
3. Bildungsroman: Jane Eyre
4. Special Event : Roald Dahl’s Birthday Giveaway

November-Desember (Tahap Kelima atau FMs5):
1. Realistic Fiction: Jules Verne's (belum tahu bukunya)
2. Award's Winner: 
3. Special Event : November : Read-Along Jacqueline Wilson’s Books


Sebenarnya cukup banyak buku anak yang sudah aku baca yang masuk kategori FYE ini. Tapi karena ingin menambah bacaanku, jadi aku pilih membaca yang lain.Semangaaat!

Sunday 28 October 2012

Khatulistiwa Literary Award 2012

10 Besar Khatulistiwa Literary Award 2012
(dalam urutan menurut nama pertama)

FIKSI

1. Ayu Utami, Cerita Cinta Enrico. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (Februari 2012)
2. Gitanyali, 65. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (Mei 2012)
3. Iwan Setyawan, Ibuk,. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Juni 2012)
4. Krishna Pabichara, Gadis Pakarena. Jakarta: Dolphin (2012)
5. Linda Christanty, Seekor Anjing Mati di Bala Murghab. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Juni 2012)
6. Ni Komang Ariani, Bukan Permaisuri: Kumpulan Cerpen (Juni 2012)
7. Okky Madasari, Maryam. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Februari 2012)
8. Putu Fajar Arcana, Gandamayu. Jakarta: Kompas (Januari 2012)
9. Ratih Kumala, Gadis Kretek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Februari 2012)
10. Tere Liye, Negeri Para Bedebah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Juli 2012)

PUISI

1. Aspar Paturusi, Secangkir Harapan. Jakarta: Kosa Kata Kita
2. Badruddin Emce, Diksi Para Pendendam. Yogyakarta: Akar Indonesia
3. Eka Budianta, Langit Pilihan. Jakarta: Kosa Kata Kita
4. Epri Tsaqib, Mata Ruang. Jakarta: Geraibuku.com (2011)
5. Hana Fransisca, Benih Kayu Dewa Dapur. Depok: Komodo Books
6. Hasan Aspahani, Mahna Hauri (A Fairy’s Veil). Depok: Koekoesan
7. Lan Fang, Ghirah Gatha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (2011)
8. Rama Prabu, Namaskara. Bandung: Dewantara Institute
9. Sapardi Djoko Damono, Namaku Sitta. Jakarta: Editum
10. Zeffry Alkatiri, Post Kolonial & Wisata Sejarah Dalam Sajak. Jakarta: Padasan

Thursday 20 September 2012

10 NOVEL TERBAIK ABAD 21 VERSI TIME




Ini adalah sepuluh  novel terbaik abad 21 versi TIME. Beberapa di antaranya pernah difilmkan. Dari sekilas reviewnya sepertinya genre romance kesukaanku akhir-akhir ini tidak masuk katagori :)
Sejak hari ini, perburuanku pun dimulai. 
 

sumber foto: http://hbowatch.com/production-to-begin-on-hbos-american-gods/
1. Never Let Me Go (2005)
Novel garapan penulis Inggris keturunan Jepang ini diceritakan dari sudut pandang Kathy, seorang gadis yang menghabiskan pendidikannya di sebuah asrama ekslusif di Inggris. Sebuah asrama yang ternyata berisi manusia yang dipersiapkan untuk menjadi donor bagi orang-orang yang sakit di luar sana. Kathy menceritakan kembali kisah hidupnya yang mengharukan termasuk kisahnya bersama kedua sahabatnya, Ruth dan Tommy

2. Jonathan Strange and Mr. Norrell (2004)
Mahakarya Susanna Clarke ini dibuka dengan kisah seorang lelaki Inggris yang sedang mengobrol dengan turis di Venesia, Italia di sekitar abad 19. Mimpi lelaki yang ternyata seorang penyihir itu dijalin dalam sebuah novel dengan kisah yang luar biasa tentang dua orang penyihir yang tersisa di Inggris.

3. The Corrections (2001)
The Corrections karya Jonathan Franzen bercerita tentang sebuah keluarga, The Lambert, yang memiliki konflik tersendiri. Kisah berkutat di lima orang anggota keluarga, Enid ibu tiga anak bersama Alfred suaminya yang menderita penyakit Parkinson. Ketiga anak mereka, Chip, Denise, dan Gray sudah dewasa dan hidup terpisah. Sang ibu, berusaha untuk menyatukan kembali keluarga mereka yang ‘sakit’ walaupun itu untuk yang terakhir kalinya.

4. The Brief Wondrous Life of Oscar Wao (2007)
Novel karya Junot Diaz ini disebut-sebut sebagai nover terbaik Diaz dalam sepuluh tahun terakhir. Novel ini bercerita tentang Oscar Wao — yang merupakan transliterasi bahasa Dominika untuk Oscar Wilde— seorang penulis sains fiksi bertubuh besar yang memiliki obsesi untuk menjadi penulis ternama The Lord of The Rings, J.R.R. Tolkien, dalam versi Republik Dominika

5. The Known World (2003)
Dapatkah seorang lelaki kulit hitam yang dulunya adalah seorang budak, kini justru menjadi seorang pemilik budak? Novel epik garapan Edward P. Jones ini diawali dengan jawaban dari pertanyaan tersebut. Tokoh utama novel ini adalah Henry Townsend, pemilik budak kulit hitam di Virginia pada tahun 1855. Jones mengeksplor hidup Henry dari berbagai sisi  dan menceritakannya dalam novelnya.

6. Atonement (2002)
Novel karya Ian McEwan ini bercerita tentang sebuah kesalahpahaman yang membawa seorang tak bersalah harus menghabiskan hidupnya sebagai seorang kriminal. Sayangnya, ketika kesalahpahaman itu terbongkar, semuanya sudah terlalu terlambat.

7. Harry Potter and the Order of the Phoenix (2003)
Novel ke-5 seri Harry Potter karya J.K. Rowling ini sering disebut sebagai novel Harry Potter terbaik. Di tahun kelimanya ini, pembaca disuguhi dengan perubahan emosi Harry yang semakin dewasa ketika satu-satunya keluarga yang dimilikinya harus diambil kembali dari dirinya.

8. Lush Life (2008)
Lush Life karya Richard Price sering disebut sebagai novel kriminal yang terlalu melebihi genrenya. Padahal, Lush Life hanya melakukan observasi sosial yang membuat novel ini lebih dari sekadar novel kriminal biasa.

9. Then We Came to the End (2007)
Novel karya Joshua Ferris ini layak untuk dibaca siapa saja yang pernah bekerja di sebuah kantor tapi membenci segala hal dan semua orang yang ada di sana. Ferris memberikan sentuhan yang mengharukan tapi tak melupakan unsur komedi yang menggambarkan tentang tempat kerja di Amerika Serikat secara gamblang.

10. American Gods (2001)
Amerika mungkin tidak dikenal sebagai negara yang subur dengan nilai-nilai ketuhanan, tapi bukan berarti hal itu tidak ada di negeri Paman Sam ini. American Gods bercerita tentang Shadow, seorang lelaki yang baru keluar dari penjara tapi harus menerima kenyataan menyedihkan bahwa istrinya meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sahabatnya, yang membawanya berkenalan dengan seorang pria misterius bernama Mr. Wednesday. Siapakah dia? Mungkinkah dia adalah dewa Amerika yang sesungguhnya?

sumber: MizanMag
[Tika/Mizan.com, Dari: TIME]

Wednesday 15 August 2012

Yang Kedua



“Kalau boleh tahu, apa yang mendorongmu langsung masuk ke lift? Hanya spontanitas belaka karena mendengar teriakan minta tolong? Atau kamu tahu bahwa aku yang ada di di dalam lift?"
“Yang kedua!”
Ini adalah dialog antara Vienna dan Dave, sesaat setelah terjadi insiden di dalam lift. Sepertinya jawaban itulah yang kemudian dijadikan sebagai judul novel ini: Yang Kedua.
Vienna dan Dave bertemu dalam sebuah festival menyanyi berskala provinsi, di kota Batam. Setelah menyabet juara I (Dave) dan II (Vienna), mereka diminta ikut Festival Song Couple di Singapura. Bermula dari sini, hubungan mereka semakin dekat. Apalagi setelah akhirnya mereka dikontrak untuk menjadi penyanyi duet. Promo demi promo untuk lagu mereka, menjadi percik air yang menyegarkan hubungan keduanya. Begitupun, Vienna, harus bertahan sekuat tenaga menepis perasaannya yang terus tumbuh seiring perhatian tulus Dave padanya. Vienna sudah memiliki ikatan yang tak mungkin diabaikan apalagi diputus begitu saja demi seorang Dave, seberapapun menawannya dia. Ada Haris di ujung sana. Lelaki yang telah mengubah statusnya menjadi istri sejak 5 tahun yang lalu.
Tapi, jika Haris hanya memanfaatkan jerih payahnya dan menganggapnya sebagai sapi perah, haruskah dia melepaskannya, meninggalkannya, atau bertahan dalam kesucian dan kesakralan sebuah institusi bernama pernikahan?

Poligami, menjadi tema yang sering mengemuka sejak seorang publik figur--Aa Gym—melakukannya beberapa tahun yang lalu. Berbagai pendapat muncul, baik yang kontra, mendukung penuh, tapi banyak juga yang mendukung tapi menyimpan kekhawatiran dahsyat dalam hati.
Inilah yang pertama kali saya kira ingin diceritakan dalam novel Yang Kedua milik Riawani Elyta. Itulah mengapa saya lama memutuskan untuk membawanya ke kasir ketika jalan-jalan ke toko buku.
Ternyata perkiraan saya meleset! Ide novel ini lahir justru dari kasus KDRT –seperti yang saya intip dari blog pribadi penulis. Selama ini KDRT mungkin lebih dipersepsikan kekerasan dalam bentuk fisik (pukulan, tamparan, pun caci maki). Tetapi apa yang dilakukan Haris terhadap Vienna bisa termasuk dalam kasus KDRT. Menjadikan istri sebagai tulang punggung keluarga, mengganti peran suami sebagai pencari nafkah utama.

Fenomena seperti ini tidak sedikit, bahkan di lingkungan saya yang notabene memahami bahwa suamilah yang berkewajiban mencari nafkah. Alih-alih ingin menjalankan perannya, saya beberapa kali mendengar para pria memilih gadis yang sudah mapan (dalam arti sudah memiliki pekerjaan tetap), kalau perlu yang sudah menjadi PNS untuk menjadi istrinya. Menurut saya mereka bukan tipe pria gentleman! Tak masalah sebenarnya, jika si istri ikhlas dan hanya menambal kekurangan suami (dan hanya sementara). Pengecualian pada kasus tertentu, misalnya suami sakit parah atau cacat seumur hidup.

Kembali ke Yang Kedua, Haris yang bekerja di perusahaan asuransi dengan penghasilan tak seberapa (tergantung seberapa banyak nasabah yang berhasil ia gaet), terlalu memanfaatkan bahkan cenderung menekan Vienna untuk terus menerima job demi job menyanyi. Bahkan ketika Vienna sakit karena kelelahan dan stress, Haris seakan tak peduli. Dengan enteng dia mengirim sms-sms yang memberitahu bahwa hari ini ia menarik uang sekian puluh juta untuk membeli meubelier, hari berikutnya lagi untuk tagihan angsuran mobil, berikutnya lagi … dan lagi …. *Pingin nonjok Haris*
Lalu jika kemudian ada Dave yang selalu siap menjadi dewa penolong, bagaimana Vienna harus tetap mempertahankan Haris di hatinya?

Tema KDRT memang bukan hal baru dalam novel, tetapi masing-masing penulis memiliki sudut pandang yang menarik untuk terus diikuti.
Gaya bahasa khas Riawani Elyta dengan narasinya yang panjang dan minim dialog.
Tokoh Vienna mengingatkan saya pada karakter Icha dalam novel sebelumnya Hati Memilih. Sama-sama pendiam, bersahaja, bermata bulat, dan langsing. Khusus kata langsing, sepertinya semua tokoh perempuan Riawani Elyta selalu memiliki proporsi tubuh seperti itu. J
Kali ini entah mengapa, Dave tidak berhasil membuat saya jatuh cinta. Bukan berarti buruk, justru menurut saya Dave terlalu sempurna: tampan, kaya, bersuara bagus, ciamik memainkan piano, juga baik, dan tidak gampang tergoda oleh perempuan cantik. *Tidak menantang untuk ditaklukkan hatinya … jiaaahhhh!
Padahal sejak Dave bertemu Vienna di toilet –dan Vienna salah masuk ke toilet pria--dan dengan iseng Dave menjawab, “Never mind. Saya juga tercipta … untuk perempuan, bukan?” saya berharap akan menemukan Dave yang iseng, seenaknya, sedikit konyol, atau sombong jutek tapi baik hati hingga akhir.
Atau mungkin karakter Dave akan lebih kuat jika ada scene Dave dikerubuti fans cewek atau ada sedikit insiden antara Vienna dan salah satu cewek yang jatuh cinta berat pada Dave, misalnya. IMHO.
Meskipun begitu, saya terharu dan terenyak juga saat mengetahui keputusan Dave di akhir cerita. Dan saya suka karena Riawani tak membuat Dave menjadi tokoh yang terjebak dalam cinta butanya, tetapi terus merenung dan berpikir tentang berbagai kemungkinan juga konflik yang bakal timbul, hingga akhirnya menemukan makna cinta sejati setelah menemui Paman Goh Kee. So touching!
Hei … tentang Paman Goh Kee, apakah itu real atau karangan saja? Jika real, aku ingin juga bertemu dengannya.


Beberapa hal yang menurut saya masih perlu dijelaskan, misalnya:
1. Tentang Vienna yang terasa begitu mudah mendapatkan posisi juara dan lagu duet mereka booming. Memang Vienna punya bakat menyanyi, tetapi seperti yang sering saya tonton dalam ajang Indonesia Idol, sebut saja Yodha. Secara bakat dan materi vokal, ia sudah memegangnya. Tetapi ternyata karena tehnik bernyanyi Yodha kurang baik, saya sebagai orang awam pun bisa melihat kelemahannya. Begitupun dengan peserta lain, ternyata mereka tak "ujug-ujug" nangkring di posisi 20 besar.
Sedikit penjelasan tentang usaha Vienna mungkin bisa mengembalikan kernyitan heran di dahi saya *peace Dek Ria
2. Tentang CV yang didirikan Haris, saya tidak berhasil menemukan jawaban--meski berulang saya baca--jenis usaha apa yang ia geluti, dengan adanya mesin cetak. Apakah penerbitan, percetakan, atau tetap tidak jauh dari profesi lamanya sebagai agen asuransi?

Hanya sedikit TYPO, tetapi tak lengkap rasanya kalau tak menyertakan dalam review saya, terutama karena saya sendiri sangat menyukai profesi proof reader:
hal. 108: “ …. Dia nggak bisa bahasa Inggris, meski hanya Singlish tempatan…” (maksudnya?)
hal.125: “Aku nggak tahu apa (yang) akan terjadi kalau kamu nggak ada di sana.”
hal. 141-142: bukankah tidak ada sesuatu yang tidak ada sesuatu yang mengancam …

Secara keseluruhan saya cukup menikmati novel ini, meskipun harus memakan waktu dua hari, karena ada prioritas bacaan yang harus segera saya selesaikan. Maklum Ramadhan ;)
Well … well … pembaca yang suka novel bernuansa tenang, santun, lembut-romantis, dan “religius”, Yang Kedua ini bisa jadi pilihan.

NB. Untuk penulisnya:
“Sssttt … apa kabarnya Zoch dan Opera Rumah Singgah? Kapan-kapan bikin tokoh seperti dia, asyik kayaknya.” ;)

Judul: Yang Kedua
Penulis: Riawani Elyta
Editor:Widyawati Oktavia
Proofreader: Dewi Fita
Desainer Sampul: Danish
Penata Letak: Gigitz
Penerbit: Bukune
Cet: ke-2 Juni2012

Saturday 4 August 2012

1001 Books You Must Read before Die

1001 Books You Must Read before Die

 Daftar ini saya ambil dari laman www.listology.com
Dari sekian buku, kira-kira berapa buku ya yang sudah saya baca?

 2000s
  1. Never Let Me Go – Kazuo Ishiguro
  2. Saturday – Ian McEwan
  3. On Beauty – Zadie Smith
  4. Slow Man – J.M. Coetzee
  5. Adjunct: An Undigest – Peter Manson
  6. The Sea – John Banville
  7. The Red Queen – Margaret Drabble
  8. The Plot Against America – Philip Roth
  9. The Master – Colm Tóibín
  10. Vanishing Point – David Markson
  11. The Lambs of London – Peter Ackroyd
  12. Dining on Stones – Iain Sinclair
  13. Cloud Atlas – David Mitchell
  14. Drop City – T. Coraghessan Boyle
  15. The Colour – Rose Tremain
  16. Thursbitch – Alan Garner
  17. The Light of Day – Graham Swift
  18. What I Loved – Siri Hustvedt
  19. The Curious Incident of the Dog in the Night-Time – Mark Haddon
  20. Islands – Dan Sleigh
  21. Elizabeth Costello – J.M. Coetzee
  22. London Orbital – Iain Sinclair
  23. Family Matters – Rohinton Mistry
  24. Fingersmith – Sarah Waters
  25. The Double – José Saramago
  26. Everything is Illuminated – Jonathan Safran Foer
  27. Unless – Carol Shields
  28. Kafka on the Shore – Haruki Murakami
  29. The Story of Lucy Gault – William Trevor
  30. That They May Face the Rising Sun – John McGahern
  31. In the Forest – Edna O’Brien
  32. Shroud – John Banville
  33. Middlesex – Jeffrey Eugenides
  34. Youth – J.M. Coetzee
  35. Dead Air – Iain Banks
  36. Nowhere Man – Aleksandar Hemon
  37. The Book of Illusions – Paul Auster
  38. Gabriel’s Gift – Hanif Kureishi
  39. Austerlitz – W.G. Sebald
  40. Platform – Michael Houellebecq
  41. Schooling – Heather McGowan
  42. Atonement – Ian McEwan
  43. The Corrections – Jonathan Franzen
  44. Don’t Move – Margaret Mazzantini
  45. The Body Artist – Don DeLillo
  46. Fury – Salman Rushdie
  47. At Swim, Two Boys – Jamie O’Neill
  48. Choke – Chuck Palahniuk
  49. Life of Pi – Yann Martel
  50. The Feast of the Goat – Mario Vargos Llosa
  51. An Obedient Father – Akhil Sharma
  52. The Devil and Miss Prym – Paulo Coelho
  53. Spring Flowers, Spring Frost – Ismail Kadare
  54. White Teeth – Zadie Smith
  55. The Heart of Redness – Zakes Mda
  56. Under the Skin – Michel Faber
  57. Ignorance – Milan Kundera
  58. Nineteen Seventy Seven – David Peace
  59. Celestial Harmonies – Péter Esterházy
  60. City of God – E.L. Doctorow
  61. How the Dead Live – Will Self
  62. The Human Stain – Philip Roth
  63. The Blind Assassin – Margaret Atwood
  64. After the Quake – Haruki Murakami
  65. Small Remedies – Shashi Deshpande
  66. Super-Cannes – J.G. Ballard
  67. House of Leaves – Mark Z. Danielewski
  68. Blonde – Joyce Carol Oates
  69. Pastoralia – George Saunders   
 1900s
  1. Timbuktu – Paul Auster
  2. The Romantics – Pankaj Mishra
  3. Cryptonomicon – Neal Stephenson
  4. As If I Am Not There – Slavenka Drakuli?
  5. Everything You Need – A.L. Kennedy
  6. Fear and Trembling – Amélie Nothomb
  7. The Ground Beneath Her Feet – Salman Rushdie
  8. Disgrace – J.M. Coetzee
  9. Sputnik Sweetheart – Haruki Murakami
  10. Elementary Particles – Michel Houellebecq
  11. Intimacy – Hanif Kureishi
  12. Amsterdam – Ian McEwan
  13. Cloudsplitter – Russell Banks
  14. All Souls Day – Cees Nooteboom
  15. The Talk of the Town – Ardal O’Hanlon
  16. Tipping the Velvet – Sarah Waters
  17. The Poisonwood Bible – Barbara Kingsolver
  18. Glamorama – Bret Easton Ellis
  19. Another World – Pat Barker
  20. The Hours – Michael Cunningham
  21. Veronika Decides to Die – Paulo Coelho

Monday 23 July 2012

Pemenang Nobel Sastra 1901-2010

 Daftar Pemenang Nobel Kesusastraan 1901-201

2010 - Mario Vargas Llosa (Spanyol)
(belum ada)

2009 - Herta Muller (Rumania)
(belum ada)

2008 - Jean-Marie Gustave Le Clézio (Perancis)
(belum ada)

2007 - Doris Lessing (Inggris)
(belum ada)

2006 - Orhan Pamuk (Turki)
White Castle, Serambi 2007
My Name is Red, Serambi 2007
Snow, Serambi 2008
New Life, Serambi 2008
Istanbul, Serambi 2009

2005 - Harold Pinter (Inggris)
(belum ada)

2004 - Elfriede Jelinek (Austria)
Sang Guru Piano, KPG 2006

2003 - J. M. Coetzee (Afrika Selatan)
Jeritan Hati Nurani, Yayasan Obor Indonesia 1999
Kisah Hidup Michael K, Jalasutra 2003
Aib, Jalasutra 2005

2002 - Imre Kertesz (Hongaria)
Fateless, Bentang 2005

2001 - V. S. Naipaul (Inggris)
Sebuah Rumah Untuk Tuan Biswas, Jalasutra 2003
Mencari Titik Pusat, Sadasiva 2003

2000 - Gao Xingjian (Perancis)
Gunung Jiwa, Jalasutra 2003

Wednesday 2 May 2012

Mafia Espresso : Pronto Antonio!





Judul : Mafia Espresso
Penulis: Francisca Todi
Penyunting: @angtekkhun
Desain sampul: greenLight
Penerbit : Gradien Mediatama
ISBN: 978-602-208-041-1
Hal: 320
Terbit: 2012 (cet. I)

Sophie Pieters mengalami hari buruk. Keterlambatannya pergi ke kantor ternyata belum seberapa. Di tengah jalan, di antara guyuran hujan, mobilnya ditabrak oleh "turis" pria Italia. Dalam sesi presentasi, Patricia, bosnya, tanpa sadar mengutip laporan Sophie bahwa ia baru saja ditabrak oleh"seorang idiot yang menjengkelkan". Masalahnya, orang yang dibicarakan Patricia itu adalah calon kliennya, Antonio Azzaro.
Maka musim gugur kali ini, Sophie harus menemani calon kliennya, bos Eco Green, yang tampan tapi "menjengkelkan" selama 30 hari, sebelum mendapatkan tanda tangan kontrak kerja. Masalah Sophie belum berhenti, karena ulah Ray "kekasihnya", juga masalah kakaknya, Tina.
Meski dalam beberapa kesempatan Antonio bisa diandalkan untuk menghadapi tingkah Ray, tapi gerak-gerik Antonio mengundang kecurigaan Sophie. Benarkah Antonio seorang mafia Italia?

A cup of love you can't refuse.
Yep, sulit menolak cinta seorang Antonio, seandainya itu terjadi padaku ;)
Baiklah, mari kita mulai membahas buku yang judulnya sangat manis ini. Perpaduan antara dunia kejahatan yang terorganisasi dengan kopi justru menciptakan kesan so ... romantic.

Cover yang menampilkan noni Belanda dalam bayangan titik-titik hujan sambil memegang secangkir kopi--yang pasti espresso-- cukup mengundang perhatian, meski akhir-akhir ini sepertinya design cover seperti ini sedang diminati. Tengok saja novel Nina Addison Morning Brew atau Triani Retno The Reunion.




















Konflik yang diangkat oleh Fransisca T, sebenarnya sederhana, tidak sedramatis judulnya. Tetapi ... yang menarik dan menjadi daya pikat, adalah interaksi antara Mafioso Antonio yang hm ... seenaknya tapi penuh perhatian dan Sophie yang "jutek" tapi gampang dijebak.
Keceriaan persahabatan membuat Mafia Espresso semakin gurih untukdinikmati, apalagi saat Sophie harus mengenakan kostum "kebesaran" sehingga Antonio makin mudah membuat Sophie "bertekuk lutut" di hadapannya.

Saturday 18 February 2012

Retni Lagi : My Partner






Ouw ... ouw ... surprise banget! Ini satu-satunya metropop yang saya baca yang AMAN dan BERSIH dari adegan kontak fisik dalam menunjukkan romantisme cinta tokohnya। Meskipun novel-novel Retni sebelumnya lumayan minim dalam hal itu dibanding metropop lainnya (yang pernah saya baca).

Sejak pertama membaca karya Retni, dialognyalah yang menjadi magnet sehingga saya bahkan merasa kesal jika tahu-tahu sudah sampai di halaman terakhir. Pinginnya masih ada 500 halaman lagi!
Sayangnya, di novel terbaru ini dialog yang bikin gemas seperti di Pink Project atau Cinta Paket Hemat kurang dimunculkan. Mungkin ini yang menyebabkan karakter Jodik kurang kuat dibanding sosok Sangga (PP) atau Aris (CPH).

Saya menangkap karakter Jodik adalah perpaduan antara Sangga dan Aries. Saat tiba-tiba ia mengirim pesan lewat BB kepada Tita pada tengah malam dengan sedikit "intimidasi romantis", mengingatkan saya pada Sangga yang juga dengan "intimidasi romantis" nya menyuruh Puti Ranin tetap di rumah saat ia datang nanti dan menyuruhnya turun dari kamarnya dengan tegas tanpa basa basi.

Karakter Jodik mengingatkan saya pada Aris saat Jodik dan Tita berdebat dan saling mengolok.

Lalu kenapa saya memberinya 4 bintang? 
Selain karena AMAN dan BERSIH itu tadi, kisah keterpurukan Tita karena papanya di penjara akibat korupsi berhasil membuat dada sesak dan pipiku basah berlinang air mata (bahasanya jadul banget yah ;))

Satu lagi, novel ini recomended banget buat pembaca yang alergi dengan adegan ciuman dan kelanjutannya apalagi seks bebas!

Jadi, sebaiknya Mbak Retni meluncurkan novel baru lagi, karena saya telah menjadi penggemarnya. *intimidasi yg nggak romantis*


Info Tambahan
Root beer
Di dalam novel diceritakan Jodik menyesap root beernya tanpa suara sambil memperhatikan Tita yang diam terpekur. Nah apa sih root beer. Dari hasil googling, root beer itu?
Rootbeer merupakan minuman yang dibuat dari ekstraksi akar tanaman sasafras. Di berbagai negara jenis tanaman yang menonjol sebagai bahan pembuat rootbeer adalah sarsaparilla, hingga ada juga yang menamai produk ini sebagai minuman rasa sarsaparilla.

Di Amerika, jenis minuman ini sangatlah populer, konon terdapat ratusan merek produk rootbeer. Namun yang sangat populer antara lain A&W, Barq rootbeer, Mug serta Dads Rootbeer. sumber: http://beverages-solutions.blogspot.com/2010/09/sekilas-minuman-rootbeer.html
Sebenarnya dari bahan pembuatnya minuman ini halal. Info selanjutnya bisa dilihat di http://syahjayasyaifullah.wordpress.com/category/makanan-halal/

Poffertjes
Saat membuat peta di gedung tua bekas rumah Belanda, Tita membayangkan keluarga Belanda dengan kue poffertjes ditemani teh hangat. Apa sih kue poffertjes itu?

Poffertjes adalah kue tradisional yang renyah dari Belanda. Penampilannya mirip panekuk, tetapi lebih kecil dan manis. Berkebalikan dengan panekuk, poffertjes dibalikkan sebelum salah satu sisinya matang sehingga hasilnya lebih lembut.
Biasanya, poffertjes disajikan bersama gula halus, mentega, dan madu. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Poffertjes)



Tuesday 31 January 2012

Retni Sb dan Karyanya

Jatuh Cinta pada Bacaan Pertama

Sejak membeli novel Retni Sb Metamorfosa Oase tiba-tiba saya menjadi penggemar novel-novelnya. Label Juara 3 Lomba Metropop Gramedia di cover depan memang berhasil membuat tangan saya terulur meraihnya di antara tumpukan buku yang lain dalam pameran buku di Assalam Hipermart.
Setelah itu berturut-turut saya membaca karya Retni yang lain: Pink Project, Cinta Paket Hemat, Dimi is Married, dan His Wedding Organizer.

Secara umum, tulisan Retni bisa saya nikmati. Seperti biasa, saya selalu takjub dengan dialog-dialog mengalir yang berhasil diciptakan oleh seorang penulis. Dan Retni pun demikian. Bahkan dialog lucu dan konyol bertebaran di setiap novelnya hingga membuat saya sering terkikik sendirian.

Di antara novel metropop yang saya baca, ada nilai lebih yang saya dapatkan dari karya Retni. Tak sekadar mengusung konflik percintaan, Retni selalu menyisipkan "pesan khusus" yang menambah wawasan dan menyentil kepedulian pembaca. Misalnya tentang gua dalam CPH, kekayaan alam Indonesia dalam Dimi is Married dan HWO, cinta tulus untuk mendampingi anak autis dalam CPH, atau apresiasi terhadap lukisan dalam Pink Project.
Berbeda dengan penulis Metropop lain seperti Ika Natassa, Alia Zalea, dkk, Retni sangat mengindonesia. Baik dari sisi bahasa (jarang memakai bhs asing), setting, tokohnya pun asli Indonesia (kecuali Adra yg sedikit keturunan China-Arab--agak lupa?).




Antara Dimi is Married dan Orange (Windry Ramadhina)
Saat membaca DIM saya langsung teringat dengan novel Orange yang kebetulan lebih dulu saya baca. Pertunangan antara Diyan dan Faye (Orange) mirip dengan pertunangan antara Garda dan Dimi. Keduanya sama-sama harus menurut karena paksaan ayah mereka. Sosok Diyan dan Garda juga hampir sama. Anak sulung pewaris kerajaan bisnis, tampan, selalu dikelilngi cewek populer. Keduanya juga sama-sama mempunyai adik laki-laki yang berani menentang dominasi orang tua. Dan kedua adik ini pun sama-sama naksir tunangan kakak mereka.
Faye dan Dimmi juga memiliki karakter hampir sama. Ceria, mandiri, tak begitu mendewakan fisik (termasuk tak begitu tergila-gila dengan tunangan mereka yang supertampan), menyukai alam dan kehidupan sekitar.
Antara Rera (Orange) dan Donna (DIM). Masing-masing adalah mantan pacar kedua tokoh utama pria. Sama-sama cantik, dari kalangan seleb, dan kemunculan mereka kembali menjadi puncak konflik novel-novel itu.


Antara
Dimi is Married dan HWOKeduanya menjadikan hutan di Kalimantan sebagai pembuktian cinta sejati mereka.

Bintang 4 untuk Cinta Paket Hemat

Dan di antara kelima novel Retni Sb, CPH menjadi pilihan terbaik saya dari sisi tema. Konflik yang muncul karena harus mengurus Lio yang autis sangat menyentuh. Penggambaran diri Lio dengan kegelapan dan kesunyian gua yang mereka jelajah sungguh cerdas.

Melalui CPH saya mendapat contoh bentuk penulisan yang mengambil sebuah kisah tragis (gempa Jogja) dari sisi yang berbeda. Retni Sb pintar mengambil
angel lain dari sebuah peristiwa.

Catatan terakhir: coverSayang sekali cover-cover novel Retni Sb kurang menarik (maaf). Saya tidak bisa memberi alasan yang cukup meyakinkan karena saya buta masalah komposisi warna atau yang berkaitan dengan itu. Sebagaimana Puti Ranin dengan bebas menyatakan apresiasinya terhadap lukisan Pring dari sudut pandang orang awam, saya pun demikian. Metamorfosa Oase bisa dikatakan paling menarik di antara cover yang lain. Artistik, mungkin itu yang bisa saya katakan.

Semoga novel berikutnya (menurut info dari penulis akhir Feb 2012 akan terbit) lebih oke!

Monday 9 January 2012

Reading Challenge 2011

Meskipun membaca tak pernah lepas dari kegiatan sehari-hari, tetapi ternyata dengan alasan "sibuk" sering bacaan saya menjadi tidak terkontrol. Alhasil, buku-buku yang saya borong hanya teronggok di rak dan tak tersentuh.
Maka saya mengikuti tantangan membaca dari Goodreads. Ini adalah Reading Challenge pertama yang saya ikuti. Tahun 2011 saya mematok angka 50 buku. Sedikit? Memang, apalagi jika dibandingkan dengan teman GRI yang mematok angka 150-400! Uh ..uh! Tapi saya harus menyesuaikan terget dengan kemampuan. Jadi angka 50 cukup pas untuk kondisi saya saat ini.
Memang terasa manfaatnya membaca dengan target, karena tak ada lagi waktu yang tersisa, yang biasanya dihabiskan dengan pekerjaan tak jelas ( nonton tv yang nggak penting, menunggu antrian sambil bengong), tanpa membaca.
So, pada tahun 2011 ini saya berhasil menyelesaikan tantangan, bahkan melebihi target angka 50, yaitu 61! Awesome!
Sebagai catatan, ternyata kebanyakan buku yang saya baca adalah novel metropop dan chicklit.

Bagaimana dengan Reading Challenge 2012? Insya Allah saya tetap ikut. Saya hanya berani menaikkan terget baca menjadi 55 buku. Lumayan, kan? Jadi, happy reading!






2011 Reading Challenge





2011 Reading Challenge



Ri-Rin has


completed her goal of reading 50 books in 2011!




hide