Thursday 28 August 2014

Cinta/Pergi

Ketika kehilangan menjadi awal dari segalanya.
Dan perubahan adalah keniscayaan. Tak ada yang abadi di dunia, kecuali perubahan itu sendiri.Seperti itu juga rasa cinta. Kadang rasa itu pergi, kadang menetap di hati hingga mati.  

gambar dari realitas juno
Judul buku   : Cinta/Pergi
Penulis         : Herjuno Tisnoaji
Editor          : Dedik Priyanto
Pendesain sampul    : Henz Sinelir
Penerbit:      Moka Media
Cetakan Pertama, 2014
Tebal          : 181 hal.
ISBN: 978-979-795-864-0 

Reizo Maruta Cendekia (Rei), murid SMA yang suka bolos, berandalan, dan hobi tawuran. Itu dulu. Sebelum seorang gadis 'aneh' membuntutinya ke mana-mana. Karena jengah, Rei akhirnya sepakat untuk membiarkan Florina, gadis 'aneh' itu membuntutinya selama sepekan. Sejak saat itu Florina bahkan lebih dekat dari bayang-bayang Rei sendiri #ingat komik luckyluke
Menurut pengakuan Flo, dia akan membuat novel dan tokohnya adalah cowok kayak Rei. Jadi, Flo butuh mencatat semua tingkah laku Rei, kebiasaannya, tempat nongkrongnya, sampai apa yang ada di kamarnya.
Meskipun jengkel, Rei harus menepati janji. Dan Rei adalah orang yang paling benci sama orang yang ingkar janji. Nah, masalahnya, papanya termasuk kriteria orang itu. Sifat papanya membuat keluarga mereka broken. Mama hidup sendiri, sementara Rei tinggal bersama papanya seperti dua orang asing. 
Hubungan Rei dan papanya semakin buruk, hingga akhirnya Rei kabur dari rumah. Bisa nebak siapa yang nolong? Florina! Dia nolong Rei karena sebelumnya Rei menyelamatkan Flo saat mereka terjebak tawuran. Saat itu, Rei malah kena lemparan batu dan pingsan.

Waktu dapat buku ini, saya senang banget karena tokoh utamanya cowok dan ditulis oleh cowok juga. Bisa dihitung penulis cowok yang bukunya sudah saya baca. Syahmedi Dean, John Green, Alfred Hitchcock. Jarang, ya, kecuali penulis buku-buku sastra seperti Pak Sapardi, Ahmad Tohari, dkk.
Jadi kenapa saya senang? Karena karakter tokoh cowok jadi 'pas" di tangan kaum mereka sendiri mestinya. Rei di sini adalah cowok pendiam, asosial, korban broken home, punya kebiasaan unik (aneh) memandangi langit dari atap kamarnya atau atap gudang sekolah. Analoginya pas menurut saya. Rei merasa semua meninggalkannya, semua telah berubah. Dan hanya langit yang tetap, tak berubah, setia menemaninya.

Analogi remaja dengan kembang wijaya kusuma juga saya sukai. Idenya bagus. Kebetulan saya pernah melihat wijaya kusuma saat mekar. Benar-benar ketika malam sudah larut. Kami memandanginya dengan takjub. Mekar sebentar, kemudian redup. Setuju dengan Juno dalam hal ini. Masa remaja memang hanya sebentar. Masa paling bahagia. Sekaligus masa paling penuh godaan. Makanya banyak nasihat, contoh, hikmah yang tertera dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang masa muda.
Selain bunga, ada satu lagi analogi usia dengan kembang api. (hal. 89)

Ceritanya cukup mengalir. Karakter dingin dan pendiam Rei bertemu karakter Flo yang ceria jadi terasa manis. Kalimat yang dipakai Juno (penulis) pendek-pendek, dari sudut pandang Aku (Rei) enak diikuti. Gaya bahasanya juga pas. Ringan, khas remaja.

Judulnya unik, meskipun sampai sekarang saya masih belum bisa menafsirkan secara tepat tanda garis miring di antara dua kata itu #merenung lebih dalam

Konflik tidak terlalu tajam, dan penyelesaiannya cukup smooth. Efek dramatisnya jadi kurang, tapi enggak apa-apa, deh, karena dalam kehidupan nyata pun tidak semua konflik menjadi dramatis. #kayak hidup saya

Nah, ada ganjalan tentang pengakuan Flo di akhir cerita. Apakah berarti Flo diselamatkan dua kali? Kalau iya, akan lebih baik jika di awal mereka bertemu ada sedikit 'kode' yang mengarah ke situ.
Terus kenapa Flo tiba-tiba pergi *waduh potensi spoiler ini*. Tapi, asli ini bikin saya jadi mikir. Alasan Flo kurang kuat menurut saya.

Sebelumnya saya minta maaf untuk penilaian poin terakhir, yaitu masalah PENYUNTINGAN. Hmmm ... saya sampai curiga file yang dicetak adalah file aslinya. Begitukah? Editor juga manusia, punya salah juga lupaaa *nyanyi* Semoga cetakan berikutnya sudah ada perbaikan.

Btw, selamat buat Juno untuk debut pertamanya sebagai penulis novel. Rasanya nano-nano, ya. :D Novel berikutnya saya tunggu. Lempar sini biar saya review #dicelupin kaleng cat