Monday 19 December 2011

Hati Memilih: sebuah cerita tentang rasa


Judul: Hati Memilih
Penulis: Riawani Elyta
Editor: Dewi Fita dan Syafial Rustama
Proofreader: Widyawati Oktavia
Penata Letak: Erina Puspitasari
Desainer Sampul: Gita Mariana
Penerbit: Bukune
Tebal: vi + 258 hlm.
Cet. I : Agst 2011
ISBN: 602-220-009-1

Keputusan Icha (Risa Mutia) pindah dari rumah pamannya karena menghindari suasana panas dalam rumah mewah tersebut justru membawanya terlibat dalam kehidupan masa lalu Aida (anak perempuan bibinya). Maka ketika bibinya datang memintanya menjaga Camelia, anak Aida, Icha tak tega menolaknya.
Berawal dari sinilah, Hazri yang disebut Camelia sebagai pamannya diam-diam menyusup dalam kehidupan Icha.
Rasa sayang Icha pada Camelia sering membuat Icha menuntut Hazri untuk jujur mengakui bahwa dia bukan paman bagi Camelia tapi ayah kandungnya. Sayangnya, Hazri tak pernah mau melakukannya, karena memang sejak bercerai dengan Aida, ia dilarang berhubungan dengan Camelia, apalagi mengaku sebagai ayahnya. Icha yang gusar makin terkejut ketika Aida yang sedang dipenjara karena kasus narkoba mengatakan bahwa Hazri bukan ayah kandung Camelia.
Lalu siapa ayah Camelia, sementara garis wajah Camelia dan Hazri sangat serupa.
Ketika fakta akhirnya terungkap, akankah Icha menerima Hazri menjadi bagian dari hidupnya?
Temukan jawabannya melalui novel ini ;)
Khas Riawani Elyta. Selalu ada rahasia dari kehidupan tokohnya yang membuat pembaca penasaran. Bumbu romantis yang tidak overdosis justru membuat novel ini terasa manis. Banyak kalimat-kalimat puitis dan bermakna dalam yang membuat saya termenung (bisa ya merangkai kalimat indah begitu?).
Novel Hati Memilih ditulis dari sudut pandang (POV) orang pertama dari dua tokohnya: aku (Icha) dan aku (Hazri). Pembedaan font menuntun pembaca untuk mengetahui dengan mudah siapa yang sedang bercerita.
Untuk memperkuat konflik di hati Icha, RE menampilkan tokoh Azizi, teman masa kecil Icha yang telah bermetamorfosa menjadi pria ganteng dan aktif mengurus yayasan sosial. Melalui Azizi, Icha menjadi tahu apa makna cinta yang sebenarnya.

Salah satu yang saya sukai dari tulisan Riawani Elyta adalah pemilihan nama tokoh prianya berikut karakter mereka yang misterius, jutek, tapi membuatku jatuh hati (ahay!). Peran-peran antagonis yang justru sekarang lebih digilai perempuan daripada pria-pria lurus, baik hati, dan tenang. Ada apakah gerangan?
Sebut saja Fei (Jejak Seribu Penyu- Cerber Femina) yang juteknya minta ampun atau Zoch (Opera Rumah Singgah - Cerber Femina) yang seenaknya, atau Hazel (Tarapuccino- Indiva) yang begitu misterius dan terlibat dalam kasus illegal trading.
Tentu saja dari semua penilaian saya terhadap tulisan Riawani Elyta maka pesan moral yang sebenarnya ingin dia angkatlah yang membuat saya mengacungkan jempol. Tak sekadar menghibur pembacanya dengan kisah romantis, RE mampu memberikan gizi dalam seluruh tulisannya.

Tetapi bagaimanapun tak ada gading yang tak retak, kan. Begitu juga karya manusia.
So, inilah kesan "retak" yang saya tangkap dari gading eh novel RE:

Berkali-kali Icha mengumpat bahwa Hazri pria mengesalkan. Sayangnya saya justru tidak menangkap sikap mengesalkan dari Hazri, seperti salah satu kalimat yang diungkapkan penulis: Kenapa baru di momen ini aku menyadari kalau makhluk mengesalkan ini--sayangnya--tampan sekali! Saat itu Hazri baru berkenalan dengan Icha, berkata bahwa Aidalah yang melarangnya mengaku sebagai papa Camelia, dan ia merokok di luar karena Icha tak punya asbak. Penulis mungkin perlu lebih intens melukiskan karakter tokoh dengan cara showing, bukan telling, karena pembaca akan lebih terlibat secara emosional.

Typo hanya sedikit dan tidak mengganggu. Selamat untuk kejelian proofreadernya!

Oke, selamat untuk novel Hati Memilih yang masuk 20 besar naskah terpilih dalam lomba novel 100 % Roman Asli Indonesia yang diselenggarakan oleh GagasMedia!
Saya tunggu novel berikutnya!

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak.
.